Anda Tak Suka ke Laut? Jajal Spot Ini

Spot Sungai Cidano cocok untuk Anda yang malas atau tidak biasa mancing ke tengah laut. Lokasinya cukup nyaman, bersih dan asri.
Spot Mancing Sungai Cidano

Beberapa waktu lalu saya menulis tentang spot mancing di Sungai Cidano yang kerap diwarnai kemunculan predator air yakni buaya. Sabtu pekan lalu, saya mendatangi lokasi untuk menjajal spot ini. Lokasinya masuk kawasan PT Krakatau Tirta Industri, wilayah Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang.

Untuk tiba di lokasi, dari arah Cilegon Anda harus melewati kawasan wisata Anyer, lewat Pasar Sirih. Tepat di depan Hotel Acadia, Anda masuk ke kiri. Di pinggir jalan ada plang Kawasan PT Krakatau Tirta Industri. Lurus terus, dan mentok di pos penjagaan (security). Di sana, sopan-sopanlah ke security, kalau tidak ada aktivitas berarti di kawasan itu, mudah-mudahan Anda diizinkan masuk.

Spot Mancing Sungai Cidano yang Magis


Spot Sungai Cidano cocok untuk Anda yang malas atau tidak biasa mancing ke tengah laut. Lokasinya cukup nyaman, bersih dan asri. Di sana (Sungai Cidano) ada semacam bendungan. Di titik inilah spot yang paling banyak didatangi pemancing. Konon, ikannya baramundi berukuran jumbo.

Saya datang ke lokasi Spot Sungai Cidano dengan membawa umpan ikan mujair hidup dan ikan betik. Sebab menurut warga dan pemancing yang pernah menjajal spot itu, umpan ikan hidup sangat memungkinkan kita strike baramundi super jumbo. Sedikitnya 30 ekor mujair dan 10 ikan betik saya siapkan untuk menjajal spot di alam liar ini.

Spot Mancing Sungai Cidano

Buaya penghuni sungai cidano


Kenapa saya sebut alam liar, sebab di Spot Sungai Cidano masih dihuni predator air yakni buaya rawa. Karenanya, sambil memancing, saya terus memerhatikan titik yang biasanya jadi tempat buaya menampakkan diri. Kalau melihat airnya, memang sangat pas jika sungai itu menjadi habitat buaya. Airnya tenang, mengalir hanya seperlunya saja hehehe.

Saya memasang dua joran sekaligus dan menjajal casting. Umpan yang saya bawa sangat menjajinkan untuk strike. Begitu kata warga yang datang menemani saya. Sejenak saya yakin bakal strike baramundi. Umpan yang menjanjikan itu setidaknya memberi motivasi tersendiri buat saya.

Umpan pertama dilempar. Seorang teman yang juga security ikut menemani dan juga melempar umpan. Ikan yang ada diujung kail meliuk-liuk, bergerak ke sana-kemari. Jelas sekali memberi harapan yang begitu besar buat saya. Namun namanya rezeki, ternyata beberapa saat kemudian belum juga ada yang menyambar umpan saya.

Kondisi air memang sedang agak pasang dan warna air kecoklatan. Di satu sisi bagus karena sedang pasang, di sisi lain kondis air yang keruh kata warga kurang baik untuk mancing. Tapi karena sudah kadung datang dengan menempuh jarak puluhan kilometer, saya tetap memancing dan melempar umpan lagi dan lagi.

Sesekali saya memandang ke arah titik tempat kemunculan buaya. Sama dengan ikan yang tidak mau menyambar umpan saya, buaya pun enggan menampakkan dirinya. Wah, apes besar hehehe.

Tiba-tiba, joran saya meliuk tanda disambar ikan. Secepat kilat saya menariknya. Apes! kail di dasar Sungai Cidano nyangkut. Saya sampai kewalahan berusaha melepaskan kail dari sangkutan. Kemudian saya bertanya ke warga sekitar tentang kondisi bawah air. Menurut mereka, di dasar Sungai Cidano adalah tumpukan batu urukan besar yang terikat kawat, seperti biasa yang kita lihat di pinggiran sungai sebagai penahan tanah. Maka wajar saja kalau pancing saya nyangkut.

Spot Mancing Sungai Cidano

Agar tidak nyangkut, saya pakai kampul supaya umpan tidak sampai ke dasar sungai. Namun rezeki tampaknya belum juga berpihak ke saya. Hingga magrib tiba, saya tetap di lokasi. Lalu kemudian istirahat ke pos security untuk melaksanakan Salat Magrib.

Saat itulah saya bertemu dengan pemancing warga negara Korea. Dia ternyata sudah langganan menjajal spot mancing di Sungai Cidano. Di ember yang dia bawa, saya melihat ada beberapa ekor gabus berukuran lumayan besar. Namun warga Korea yang merupakan bos salah satu perusahaan di kawasan Cilegon-Anyer itu nampak tidak puas. Sebab yang dia buru bukan ikan gabus, tetapi udang windu air tawar yang biasanya sebesar pergelangan kaki.

Setelah Salat Magrib, saya menjajal spot yang tadi digunakan pemancing Korea itu. Namun hingga pukul 11.00 malam, dua joran saya belum juga meliuk. Saya juga harus super waspada khawatir tiba-tiba muncul predator buaya di permukaan air.

Ah…. mancing pekan lalu itu sungguh sangat melelahkan. Sebab saya tidak strike baramundi seperti yang pernah dirasakan pemancing lainnya. Tetapi, saya tidak bosan. Suatu hari nanti saat kondisi air Sungai Cidano baik, saya akan datang lagi. Sebab dalam penglihatan saya, spot Sungai Cidano ini sesungguhnya sangat menjajikan, hanya faktor rezeki yang belum datang menghampiri.

Pukul 11.00 malam joran saya lipat. Sebelumnya, pandangan mata saya alihkan ke Sungai Cidano yang tenang dan magis itu. Siapa tahu ada buaya yang menampakkan diri. Tetapi tetap saja, ikan tidak menyambar umpan dan buaya tidak mau untuk sekedar say hallo ke saya.

Perjalanan mancing di Sungai Cidano saya sudahi. Mobil dipanaskan, dan kemudian kembali ke rumah. Esok lusa saya pasti datang lagi, untuk strike baramundi atau sekedar melihat kemunculan buaya. Salam Fish On
LihatTutupKomentar