Biaya Sekolah Dibayar Sampah

Biaya Sekolah Dibayar Sampah - Kondisi perekonomian keluarga yang kurang beruntung, bukan alasan untuk tidak mengenyam pendidikan.
Biaya Sekolah Dibayar Sampah
Biaya Sekolah Dibayar Sampah

Biaya Sekolah Dibayar Sampah - Kondisi perekonomian keluarga yang kurang beruntung, bukan alasan untuk tidak mengenyam pendidikan. Begitulah yang terjadi di SMK PGRI Lawang, dengan menerapkan sebuah terobosan kebijakan yang unik. Bagi siswa tak mampu yang kesulitan membayar biaya sekolah, bisa membayar pakai sampah. Hanya saja, bukan sembarang sampah, melainkan sampah plastik bekas air minum kemasan. 

Kebijakan ini setidaknya berlaku bagi siswa jurusan Kimia program studi daur ulang, yang berasal dari keluarga kurang mampu. Di SMK PGRI Lawang, kebetulan memang mayoritas siswa berasal dari masyarakat kurang mampu yang tinggal di wilayah pinggiran.

‘’Yang jelas, proses belajar mengajar tidak boleh terhenti gara-gara tidak punya biaya untuk bayar sekolah. Karena itulah kami punya inovasi seperti ini,’’ tutur Lukman Hidayat SPd, waka humas.

‘Sekolah mbayar sampah’ tersebut, teknisnya adalah para siswa menyetorkan sampah botol atau gelas plastik bekas air minum kemasan. Botol-botol atau gelas plastik itu ditimbang di sekolah, dan dihargai oleh sekolah Rp 6000 per kilogram. Itulah pengganti biaya sekolah bagi siswa yang bersangkutan. Jika setoran sampah melebihi biaya yang dibutuhkan, sekolah tetap fair dengan membayar kelebihan itu kepada para penyetornya.

Menurut Lukman, selain untuk membantu mengatasi kesulitan masyarakat tentang biaya sekolah, program ini juga bertujuan melatih siswa untuk bisa mandiri dan berwirausaha sembari masih sekolah. ‘’Karena SMK kan mendidik siswa untuk terampil dan siap kerja,’’ katanya.

Ditekankan, program ini bukan melatih anak-anak untuk menjadi pemulung, tetapi siswa dapat melakukan dengan cara menjadi pengepul atau penampung dari masyarakat yang memiliki sampah botol atau gelas plastik. Setelah terkumpul banyak, baru disetor ke sekolah.

Sesampai di sekolah, sampah plastik tersebut diolah dengan mesin pencacah plastik yang dilakukan bersama-sama siswa jurusan daur ulang, sehingga siswa tahu dan mampu cara mengolah sampah plastik. Hasil olahan yang merupakan bahan setengah jadi itu, selanjutnya disetor kembali ke pabrik plastik di Lawang yang selama ini menjalin kemitraan dengan SMK PGRI Lawang.

‘’Harapannya, setelah lulus nanti siswa dapat bekerja atau bisa berwirausaha yang ada kaitannya dengan teknik kimia daur ulang plastik,’’ kata Lukman. Ke depan, program ini juga berlaku untuk masyarakat umum. Selain didukung oleh PT Tri Surya Plastik, program ini juga bekerja sama dengan pemerintah kecamatan setempat.
LihatTutupKomentar