Cerita Nabi Daud, Versi Karya Sastra Jawa

Cerita Nabi Daud yang berasal dari jazirah Arab, pernah ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa, dengan judul “Cerita Nabi Dawud,”
Cerita Nabi Daud, Versi Karya Sastra Jawa

Cerita Nabi Daud yang berasal dari jazirah Arab, pernah ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa, dengan judul “Cerita Nabi Dawud,” yang tergolong karya sastra Jawa tempo dulu. Naskah tersebut kemudian dialihaksarakan dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Drs Sudibjo ZH dan TD Sudjana dan diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1980.

Naskah asli cerita ini ditulis dalam bentuk tembang macapat, terdiri dari 17 pupuh, yakni tembang Sinom, Kinanthi, Kasmaran/Asmaradana (?), Pangkur, Ladrang (?), Pocung, Pralambang (?), Sumekar (?), Dhandhanggula, Asmaradana, Mijil, dan Durma. 

Sayangnya dalam buku terbitan tersebut tidak diuraikan dengan jelas, siapa pengarang asli cerita itu dalam versi karya sastra Jawa. Namun demikian, pembaca bisa membaca buku terbitan Departemen P&K tersebut di perpustakaan Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Dalam versi bahasa Jawa dan Indonesia buku ini mudah dipahami isinya.

Buku “Cerita Nabi Dawud,” terbitan Departemen P&K RI, menguraikan kisah Nabi Daud, terutama pada bagian ketika Nabi Daud telah menjadi raja. Dikisahkan, Nabi Daud membawa salah satu istrinya yang bernama Dewi Wuryan ke dalam hutan Balkin. Pembuangan itu kiranya atas bujuk rayu istri lainnya yang bernama Dewi Palkini. 

Lalu Dewi Wuryan ditinggal sendirian di tengah hutan dan Nabi Daud kembali ke kerajaan.

Sepeninggal Nabi Daud, Dewi Wuryan sangat takut. Di tengah ketakutan itu, ia mendapat pertolongan Tuhan lewat malaikat Jibril berupa istana “mahligai kencana” seisinya. Hatinya menjadi girang. Apalagi saat itu dirinya mengandung anak Nabi Daud, yang nanti akan diberi nama Nabi Sulaiman (halaman 92). 

Sementara itu, Dewi Palkini terus mendesak Nabi Daud, agar tampuk kerajaan segera diberikan kepada anaknya bernama Syarif Maisya. Karena terus didesak, akhirnya tampuk kerajaan dipegang oleh Syarif Maisya, anak Dewi Palkini. 

Setelah Nabi Daud tidak menjadi raja, hubungannya dengan Dewi Palkini menjadi renggang. Itulah sebabnya lalu Nabi Daud kembali ke hutan tempat pengasingan Dewi Wuryan.

Namun hanya tiga hari Nabi Daud berada di tempat “mahligai kencana” Dewi Wuryan. Ia takut jika ada mata-mata kerajaan yang mengetahui keberadaannya di hutan Balkin. Kemudian ia berpamitan ke Dewi Wuryan untuk menuju ke Negeri Yaman untuk menjadi seorang pandita. Sepeninggal Nabi Daud, kandungan Dewi Wuryan semakin besar. 

Ketika itulah banyak bangsa jin, setan, demit yang berdatangan ke hutan Balkin untuk mendirikan rumah di sekitar istana Dewi Wuryan. Mereka sadar bahwa hanya Nabi Sulaiman kelaklah yang bisa menolongnya dari kebinasaan. Tidak lama kemudian Nabi Sulaiman lahir. Nabi Daud sempat menjenguknya selama beberapa saat.

Kisah dilanjutkan dengan pertumbuhan Nabi Sulaiman semasa kecil yang menakjubkan, tidak seperti umumnya bayi kebanyakan. Selain itu hampir semua malaikat, jin, setan, seluruh penghuni alam seisinya tunduk kepadanya, termasuk seluruh hewan dan tumbuhan. 

Semasa kecil dan remajanya, ia senang menolong kerajaan lain, sehingga semakin terkenalnya Nabi Sulaiman. Apalagi ketika menolong sesama, ia tidak pernah mengharapkan imbalan apapun. Semua itu dilakukan karena kehendak Allah SWT. Tidak lama kemudian kerajaan Nabi Sulaiman sangat terkenal dan disegani oleh kerajaan lainnya.

Kemudian Nabi Sulaiman mengadakan perjalanan keliling dunia dan alam semesta ditemani oleh Raja Thoyib. Perjalanan ini memakan waktu ratusan tahun. Segala tempat dikunjungi, mulai dari berbagai gunung, laut, padang rumput, gua, kerajaan, dan lainnya. Jika ada yang tidak tahu, hal itu ditanyakan kepada Raja Thoyib. 

Semua itu sebagai bentuk rasa ingin tahu dalam hal ilmu pengetahuan. Di sela-sela perjalanannya itu, kadang-kadang ia bertemu dengan wanita cantik yang membuatnya timbul nafsu birahinya. Demikianlah perjalanan Nabi Sulaiman mengenal dunia.

Di akhir kisah, Nabi Sulaiman meluluhlantakkan patung, arca, berhala, atau gunung yang menjadi sesembahan musrik umat manusia di kala itu. Itu semua dilakukan agar umat manusia kembali ke jalan Ilahi, menyembah Tuhan Pencipta Alam. 

Akhirnya, kejayaan Kerajaan Nabi Sulaiman terdengar ke Kerajaan Mesir yang diperintah raja Syarif Maisya dan ibunya Dewi Palkini. Kerajaan Mesir akhirnya menyerang Kerajaan Balkin atas perintah Nabi Daud yang didesak oleh Dewi Palkini. Nabi Sulaiman tidak balas menyerang, karena sudah mendapat firman Tuhan. 

Ia bersama ibunya hanya diminta masuk kembali ke “mahligai kencana” yang dulu diberikan lewat Malaikat Jibril. Jika api telah menyambar ke “mahligai kencana”, dengan sendirinya “mahligai kencana” akan lenyap sesuai dengan kehendak Ilahi.
LihatTutupKomentar