MITOS PASIEN

Sewaktu simbah praktek, simbah banyak menemui pasien yang keliru pemahamannya tentang gejala penyakit maupun penanganannya.
mitos pasien

MITOS PASIEN - Sewaktu simbah praktek, simbah banyak menemui pasien yang keliru pemahamannya tentang gejala penyakit maupun penanganannya. Maklumlah, di masyarakat yang namanya omongan tetangga itu pantang ditentang. Gak enak kalo gak nurut omongan tetangga, meskipun menyesatkan dan mencelakakan. Terlebih dalam urusan penyakit dan penanganannya. 

Di bawah ini simbah sebutkan beberapa kekeliruan yang terjadi dan berkembang menjadi semacam mitos di masyarakat.

  1. Terapi kembung dengan minum minuman bersoda. Ini ngawur. Setelah minum minuman bersoda ini (macem panta, seprit ataupun pepsi) memang orang jadi glegheken. Sehingga orang tersugesti, angin yang nglumpuk di blodhotnya keluar. Tapi itu bukan angin yang ngendon di perut sedang keluar. Itu adalah gas dalam minuman yang sedang berusaha keluar. Yang gak keluar nambahi kembung perut.
  2. Luka bakar tak boleh diguyur air, nanti ndak mlonyoh. Ini mengambil logika sederhana tapi gak kalah ngawur dengan yang di atas. Orang beranggapan lepuh yang berisi cairan pada luka bakar itu berasal dari air yang diguyurkan. Sehingga saat luka bakar malah diolesi dan diguyur macem-macem asalkan bukan air. Maka odol, kecap, minyak tanah, oli, sampai minyak rem pun nemplok di luka bakarnya. Padahal cairan lepuh luka bakar itu bukan berasal dari luar. Itu adalah mekanisme proteksi tubuh kita melindungi bagian tubuh yang terbakar. Sehingga yang betul, luka bakar itu penanganan pertamanya ya diguyur air dingin. 
  3. Penderita demam (panas tinggi) diselimuti rapet, biar kringeten. Ini salah besar. Ini malah ibarat nasi panas dimasukin ke termos nasi. Panasnya awet dan ngekep. Yang betul baju dilonggarin, kasih kompres hangat (bukan air dingin atau alkohol), trus minum obat turun panas. Sensasi “kedinginan” pada penderita demam/panas sifatnya subyektif, sehingga tidak perlu diselimuti tebal meski mengeluh kedinginan. Selimut dibutuhkan bagi mereka yang kedinginan secara obyektif (artinya hawa udara sekitar memang dingin).
  4. Penderita tekanan darah rendah minum obat tambah darah biar tekanan darahnya naik. Ini ibarat ban motor bocor tapi yang direparasi setangnya. Gak nyambung. Tekanan darah menggambarkan tekanan pompa jantung. Sedangkan obat tambah darah itu hanya diberikan kepada mereka yang “kurang darah” atau anemia. Penderita anemia yang rendah adalah Hb (Hemoglobin) darahnya. Bukan tekanan darahnya. Jadi tensimeter itu mengukur tekanan darah, bukan Hb darah. Tekanan darah rendah tidak sama dengan Kurang darah (anemia).
  5. Gondongen dikasih blao. Ini gak ada dasar medisnya. Ini terapi orang tiongkok, jika gondongen diolesi blao dengan membentuk tulisan “macan” dalam huruf china. Macem rajahnya wong klenik, atau tolak balanya mbah dukun.


Ini hanya sebagian kecil yang simbah alami saat menghadapi pasien. Lainnya masih sak tekruk. Mungkin sampeyan pun pernah melakukan salah satu dari kelima hal di atas, dan bahkan sampai sekarang meyakininya.Yah, Malu Bertanya, Malui-Maluin akibatnya. Mulai sekarang saran tetangga harus dianggep saran dokter malpraktek saja...
LihatTutupKomentar