Tamasya ke Dunia Lain

Tamasya ke Dunia Lain - Sabtu pagi waktu subuh, simbah dikejutkan dengan suara gemrudug orang menggedor pintu klinik. Simbah sempat jengkel juga
Tamasya ke Dunia Lain

Tamasya ke Dunia Lain - Sabtu pagi waktu subuh, simbah dikejutkan dengan suara gemrudug orang menggedor pintu klinik. Simbah sempat jengkel juga. Ha wong mau berobat kok caranya kayak mau nggarong. Setelah simbah bukakan pintu klinik, ternyata yang ngoprak-oprak pintu itu seorang remaja masih bau kunyit… 

“Mbah, tolong mbah…. itu teman saya tolong diperiksa…!!” pintanya sambil agak ndrodog.

“Sabar.. coba bawa sini temen kamu itu.” kata simbah menenangkan.

Setelah pasiennya dibawa masup, simbah langsung periksa. Lhadalah.. jebul si pemuda bau kunyit itu nganter mayit. Ha wong pasien sudah ke alam barzah gitu. Akhirnya simbah interogasi si pemuda itu. Singkat kata, semuanya mengarah pada oper dosis. 

Simbah sendiri tak bisa mengambil kesimpulan apa penyebab kematiannya. Sayangnya si jenazah tak punya orang tua. Sehingga tak ada pihak keluarga yang meminta pengusutan lebih lanjut. Yang ada hanya beberapa saudara laki-laki yang sebagiannya juga sudah mulai akrab dengan narkoba.

Di Hari raya Kurban pagi itu, telah jatuh korban. Miturut data yang sempat simbah baca seklebat, setiap hari ada 40 orang dikirim ke alam barzah oleh benda yang namanya narkoba. Simbah sendiri heran, lha orang kok senengnya tamasya ke dunia lain. Padahal dunia nyata ini saja masih indah permai meskipun sudah mulai terkena The Global Kemproh.

Dan nyatanya, sebelum turis-turis dunia lain ini kenal dengan yang namanya shabu-shabu, putaw, morpin atau barang-barang koclok sejenisnya, ternyata di lepel kere, pengantar tamasya ini juga dikenal dengan beragam jenis. Sebab kalangan kere ini gak mungkin gableg duit buat beli morpin dan sejenisnya.

Dulu sebagian konco angon simbah memakai media pengantar tamasya ini dengan memakai jamur lethong. Do you know about lethong? Yeah, that’s right… lethong is Bull Shit alias tahi sapi wal kebo. Jika lethong bin Bull shit ini sudah lama bertapa, tumbuhlah di atasnya sejenis jamur. 

Nah jamur ini kalo dikonsumsi mbikin si pemakai melihat dunia ini dengan penuh ceria. Semua jadi serba lucu. Punya utang seabreg malah ngakak. Punya masalah hidup jadi enteng, yang ada hanyalah ibarat iklan rokok… enjoy aja!

Jika acara fly ke dunia lain itu sudah tak menolong problem hidup, maka acara selanjutnya adalah fly beneran dengan naik gedung bertingkat, atau wit klopo, trus fly tanpa piranti apa-apa. Kontan saja langsung disambut molekat Izroil. Itu yang banyak terjadi di negara-negara maju macem Jepang atau Korea.

Kampung simbah sendiri dulu sempat disebut sebagai kampung pil koplo. Karena pernah terjadi satu kejadian dimana para turis dunia lain ini ingin sensasi lebih dari sekedar jamur bullshit. Maka dioploslah minuman suplemen, plus spiritus, plus ciu, plus sprite... 

Sekali tenggak, bukannya rasa plong yang didapet. Tapi malah kayak orang kecekik, lalu mulut berbusa, trus wassalam. Orang yang gak paham mengira ini orang habis nggaglak deterjen. Lha mulutnya munthuk nggilanik...

Maka semalam itu, molekat Izroil panen. Enam orang yang rencananya mau tamasya ke dunia lain, mbablas ke alam barzakh. Mungkin mbayar tiket tamasyanya nggak ada kembalian wal jujulnya, akhirnya ya dibablasne sisan.

Kalo simbah perhatikan, itu semua adalah kelakuan para pengecut. Gak berani menghadapi hidup. Ha wong ratusan ribu orang cacat dengan tabahnya bertahan menghadapi hidup kok, lha ini semuanya serba ganep malah ngibrit gak berani. 

Gak kalangan selebritis, kere, atau pejabat, apapun alasannya, kalo masih ngonsumsi jamur lethong dan sodaranya itu, maka mereka semua adalah pengecut.

Tapi simbah juga gak habis pikir. Kalo dirasakne, sebenarnya rokok bin udud, minuman keras, jamur bullshit binti lethong atau apapun yang dicandui orang itu rata-rata rasane gak nggenah blas. Tapi kok ya bisa ya klepas-klepus, senggrak-senggrok, sledap-sledubh, prengas-prengus ngonsumsi benda yang rasanya menurunkan berok itu.

Simbah jadi inget pesan bapak simbah yang sudah tiada. Beliau berkata, kalau orang membiasakan makan lempung, maka lempung itu jadi terasa enak. Mulanya memang ra mbejaji rasanya. tapi kalo ditelateni akhirnya doyan dan malah nyandu.

Sekarang coba sampeyan nginep di gubug yang ada di padang sampah. Mungkin semalam nginep langsung mukok ngenggon. Tapi coba disabarkan, mungkin dalam waktu seminggu, bau pating klenyit itu akan hilang karena hidung sampeyan sudah terbiasa. 

Jadi kalo sekarang ini sampeyan masih merasakan rokok itu pahit dan ra mbejaji rasanya, bir itu gak pokro di lidah, dan nyimeng itu bikin puyeng, pertahankan itu. 

Dan jangan masuk lepel berikutnya. Biarlah tetep begitu rasanya. Dan jika sekarang sehari 40 orang mati karena narkoba, sampeyan jangan ndaptar menjadi orang yang ke 41.
LihatTutupKomentar