Cangkriman, The Sequel

Cangkriman kedua yang simbah tebar juga banyak yang kelimpungan njawabnya. Malah simbah dituduh sebagian orang sebagai orang yang bikin onar...
Cangkriman, The Squel

Cangkriman The Sequel - Cangkriman kedua yang simbah tebar juga banyak yang kelimpungan njawabnya. Malah simbah dituduh sebagian orang sebagai orang yang bikin onar dan bidengah. Padahal sebenarnya intinya satu... gak isa njawab. Ada yang dengan legowo bilang, “Nyerah mbah, pasrah bongkokan.” 

Tapi ada juga yang malah balik nanya, “Kamu maunya apa dengan pertanyaan ini?” Dasar trondholo... yang namanyah pertanyaan ya maunya dijawab lah. Cangkrimannya adalah : 

Amalan sunnah apakah yang lebih utama daripada amalan wajib?

Ada ustadz yang ahli membidahkan orang menjawab, “Gak ada itu. Yang ada amalan sunnah itu hanya bisa menyamai ganjaran amalan wajib. Misalnya sholat sunnah di bulan Ramadhan.” Setelah menjawab begitu sang ustadz melanjutkan ngajar ngaji di satu porum komprens, sambil membodohkan kelompok lain yang tak sepaham dengannya.

Lha simbah gak mau menjawab di porum itu. Karena kalo simbah jawab langsung, si ustadz bisa bingung mau menaruh muka. Padahal jawabannya tak kalah gemletheknya lho. Jawabannya itu simpel : Mengucap Salam.

Mengucap salam itu sunnah, sedangkan njawab salam itu wajib. Namun yang memulai salam itu lebih utama daripada yang menjawab. Sepele memang, tapi begitulah adanya.

Bahkan ada lagi. Zakat adalah wajib, sedangkan memberi hadiah itu sunnah. Namun harta hadiah, dianggap lebih tinggi derajatnya dibanding harta zakat/sedekah. Oleh karenanya Nabi saw beserta keluarganya haram makan harta zakat/sedekah, dan dibolehkan makan harta hadiah pemberian orang lain. 

Karena harta zakat/sedekah adalah harta yang dikeluarkan untuk mensucikan harta. Kata mensucikan harta menunjukkan, ada harta kotor yang harus dikeluarkan dari harta yang dimilikinya. Nabi dan keluarga tidak boleh makan harta yang dianggap ‘kotor’ tersebut.

Tapi ya itulah, seringkali omongan kayak gini dianggep, “Halah, itu lak cuma cobrotannya mbah Dipo saja. Gak ada dalilnya baik dari Qur’an maupun kadis. Ngoyoworo gathuk entuk.”

Ya monggo lah. Simbah hanya ingin menunjukkan bahwa adakalanya ada amalan-amalan sunnah yang sebenarnya bisa kita kerjakan, yang dipandang sepele namun sebenarnya bernilai luar biasa. Mengucap salam contohnya, bisa menjalin ukhuwah dan menumbuhkan cinta. Tapi seringkali di forum chat atau email, kata salam ini banyak yang disingkat dengan kata “Ass”. 

Hwarakadah.. kuwi lak artine sil*t. Sayangnya ada juga muslimin yang karena memandang saudara muslim itu hina, maka ketika disalami gak mau njawab, karena nganggap yang ngucap salam itu penghuni neraka paling dasar. Gak pantas nyalami ahli surga sap pitu.

Padahal jiwa, harta dan kehormatan muslimin itu haram dilanggar haknya. Bahkan kehormatan Ka’bah pun tak lebih tinggi dari kehormatan seorang muslim. Namun orang berduyun-duyun menghormati Ka’bah sementara kehormatan muslimin di sekitarnya diinjak-injak. Munggah kaji ping pitulas, tapi tetangganya kelaparan, banyak yang PHK, banyak yang kesrakat.

Btw... sekarang gak mules lagi. Semoga besok simbah bisa rutin ngetik pitutur di blog ini.
LihatTutupKomentar