Ikan GT yang Menggoda di Pulau Tunda

Spot yang dituju adalah spot ikan GT. Namanya Tanjung Bohong atau Tanjung Bodong. Menurut kapten, di spot ini berkumpul ikan GT ukuran jumbo.
Ikan GT yang Menggoda di Pulau Tunda

Ikan GT yang Menggoda di Pulau Tunda - Tanggal 10-11 September yang lalu menjadi hari yang sangat membahagiakan bagi para angler yang berkesempatan mengikuti Ekspedisi Mancing di Pulau Tunda

Bagaimana tidak, angler yang datang dari berbagai wilayah dan bermacam latar belakang, ngumpul di atas satu perahu. Para Angler yang ikut dalam Ekspedisi Mancing di Pulau Tunda adalah Stiven, Zahrudin, Chandra, Abuy, Latif, Agus, Samian ditemani saya dan Iwan sebagai pelaksana.

Perjalanan kami mulai dari Pelabuhan Karangantu, Kota Serang, Banten pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 WIB. Mesin kapal mulai memecah kesunyian malam, dan meluncur membelah lautan. Tujuan kami adalah Pulau Tunda.

Tepat sekitar pukul 22.00, sang kapten berinisiatif untuk menjajal spot di sekitar Pulau Mujan, atau sekitar 30 menit lagi menuju Pulau Tunda. Di spot ini, hanya Chandra dan Abuy yang berhasil strike. Ikan yang berhasil diangkat ke atas kapal adalah ikan lape dengan berat setengah kiloan dan 1,5 kiloan.

Malam itu, angler yang strike pertama adalah Chandra. Dengan sangat piawai angler asal Jakarta ini perlahan namun pasti menarik senar, hingga akhirnya seekor ikan lape pun landing di atas kapal.

Tak lama berselang, joran milik Abuy meliuk begitu keras hingga melengkung. Dengan sigap pemuda asal Jakarta ini memainkan joran dan reel pancing untuk bertarung dengan ikan yang menyambar umpannya.

Setelah sekitar 3 hingga 5 menitan, seekor ikan lape berukuran cukup besar juga berhasil di daratkan di atas kapal. Sementara angler lainnya termasuk saya belum disambar, meski sudah mencoba berbagai jurus.

Diam-diam, Kang Samian yang duduk di samping saya mulai memainkan joran miliknya. Lengkungan joran berukuran kecil milik Samian begitu menggoda. Tak lama kemudian seekor krapu macan naik ke atas perahu. Seru, tetapi belum terlihat tanda-tanda ikan monster yang menyambar.

Arus laut cukup deras kala itu. Timah ukuran J10 terbang. Mancing pun terlihat seperti bermain layang-layang. Kami sudah mulai tidak sabar, dan akhirnya perahu kembali melanjutkan perjalanan ke Pulau Tunda yang sudah nampak di kejauhan sana.

Spot mancing pertama yang dituju adalah Karang Cemara. Di spot ini kami kembali gagal. Jika di spot sebelumnya arus begitu kuat, di spot Karang Cemara ini malah tidak ada arus sama sekali. Timah ukuran J2 terjun lurus ke dasar laut, tanpa sedikitpun berubah arah.

Saya beberapa kali menyentuh air laut. Kondisi air laut memang terasa dingin. Kalau kata istilah kapten, air lautnya anyep sehingga sulit mendapatkan ikan. Selain itu, kondisi air laut juga terlihat keruh. Sampah berlarian di permukaan air. Saya sudah punya firasat bahwa mancing akan gagal.

Tak lama kemudian, Kang Samian yang menggunakan teknik jigging strike ikan kembung. Saya kemudian memasang ikan kembung ke kail berukuran besar, dengan harapan ada ikan tenggiri yang menyambar.

Ikan GT yang Menggoda di Pulau Tunda

Benar saja, sesaat kemudian, ada hentakan keras di joran saya. kuat sekali tetapi tidak ada tarikan. Saya gulung senar, ternyata senar setingan (leader) putus. Kami yakin bahwa umpan ikan kembung itu disambar tenggiri, namun senar leader yang saya gunakan tidak kuat menahan gigitan si tenggiri sehingga putus.

Pukul 03.00 pagi, kami bergeser ke spot berikutnya. Spot yang dituju adalah spot ikan GT. Namanya adalah Spot Mancing Tanjung Bohong atau Tanjung Bodong. Menurut kapten, di spot Tanjung Bodong ini berkumpul ikan GT ukuran jumbo. Kami pun mulai melempar umpan dengan harapan ada GT yang menyambar.

Sesekali saya menggunakan teknik casting dan popping, begitu juga dengan Kang Samian dan Kang Latif. Namun hingga fajar tiba, tak satupun GT yang menyambar apalagi landing di atas perahu kami.

Saat matahari mulai menampakkan sinarnya, kami melihat gerombolan ikan GT (banyak sekali). Di antara ikan-ikan itu ada yang melompat sehingga terlihat di permukaan. Kang Samian dan Kang Latif segera melempar popper ke arah kumpulan ikan yang sedang berjalan itu. Namun tidak ada satupun yang menyambar.

Saya heran, koloni ikan Gt itu kembali berputar di sekitar perahu kami. Mereka seolah tahu ada yang sedang memancing di daerah kekuasaannya. Lagi-lagi, lemparan popper sama sekali tidak membuahkan hasil. Saya mulai bete, karena itu semua.

Si kapten kemudian berujar, bahwa spot itu memang aneh. Meski ikannya banyak dan bahkan terlihat naik ke permukaan, namun tidak ada yang mau makan. Menurutnya, harus sowan dulu ke kuncen yang ada di Pulau Tunda agar mancing bisa strike.

“Kayane mah kudu ning kuncen dipit, izin ning kuncen. Lamu ora izin meh moal bakal oleh” begitu kata kapten. Saya percaya gak percaya. Kami pun akhirnya pindah dari spot yang menakjubkan sekaligus bikin bete itu.

Spot yang dituju berikutnya adalah rumpon yang ada diantara Pulau Mujan dan Pulau Tunda. Dari beberapa kali menjajal spot ini, memang tidak pernah gagal. Ini adalah spot andalan sang kapten. Dan hari itu, saya berharap pengalaman sebelumnya bisa kembali terjadi lagi.

Tiba di spot pulau tunda, kami mulai melempar umpan. Dan benar saja, umpan yang baru saja mendarat di dasar laut langsung disambar. Spot di pulau tunda ini, puluhan ikan lape berhasil kami daratkan di atas perahu. Ikan hiburan jenis ekor kuning ratusan jumlahnya yang kami naikkan. Lumayan, untuk mengobati malam yang apes.😁

Pak Stiven, Pak Zahrudin adalah dua angler yang begitu semangat di spot pulau tunda ini. Mereka secara bergantian berhasil mendaratkan ikan lape. Saya pun ikutan, dan alhamdulillah strike meski hanya ikan kuniran dan lape ukuran sandal orang dewasa.

Saking seringnya narik, umpan yang kami bawa pun habis sudah. Udang yang mati bahkan sudah memerah pun terpaksa kami gunakan. Hasilnya tidak mengecewakan, udang mati itu tetap disambar ikan-ikan lape.

Pak Zahrudin kemudian mundur teratur. tampaknya dia kelelahan karena terus-terusan strike. Yang bertahan hanya Pak Stiven. Pria asal Bekasi ini seolah tidak mau melewatkan sedetikpun untuk terus strike. Walhasil, umpan udang yang disiapkan sebanyak 3 kilopun ludes.

Kesenangan dan hiburan kami pun harus diakhiri. Dari jadwal semula pulang jam 14.00 maju lebih cepat. Kapal mulai bergeser untuk kembali ke Pelabuhan Karangantu sekitar pukul 10.00 siang. Ekspedisi Mancing di Pulau Tunda pun berakhir sudah. Kami kemudian berbincang-bincang tentang keseruan tadi.

Pak Stiven kemudian berujar “Kita harus datangi spot ini lagi. Khusus spot rumpon ini saja” kata dia.

Memang, bulan Oktober kami akan kembali melakukan ekspedisi mancing. Kali ini akan ada dua trip mancing sekaligus.

Ekspedisi mancing berikutnya:

  1. Pertama ke rumpon antara Pulau Mujan – Pulau Tunda.
  2. Kedua Spot Mancing di sekitar Suralaya Cilegon.

Simak terus keseruan memancing di:

  • Spot mancing karangantu
  • Spot mancing di serang banten
  • Spot mancing laut di tangerang

Salam Fish on!
LihatTutupKomentar